Cinta Pertama, Kedua, Ketiga (2022), Link Nonton dan Download Movie Cinta Pertama, Kedua, Ketiga (2022)

Cinta Pertama, Kedua, Ketiga (2022), Link Nonton dan Download Movie Cinta Pertama, Kedua, Ketiga (2022)


Film Cinta Pertama Kedua dan Ketiga, adalah Film buatan Indonesia terbaru bergenre romance yang baru saja dirilis pada Kamis 6 Januari 2022.

Film Cinta Pertama Kedua dan Ketiga, diproduksi oleh Starvision Plus dan Wahana Kreator Nusantara yang ditulis dan disutradarai oleh Gina S. Noer. 

Film Cinta Pertama Kedua dan Ketiga dibintangi oleh aktris dan aktor yang sedang naik daun, Angga Yunanda dan Putri Marino. Keduanya jadi pemeran utama yang ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Selain itu Film Cinta Pertama Kedua dan Ketiga juga diperankan pemain film kawakan seperti Slamet Rahardjo Djarot, Ira Wibowo, Elly D. Lutan, Widi Mulia, dan Ersa Mayori.

Baru-baru ini film Cinta Pertama Kedua dan Ketiga telah rilis secara resmi di Netflix. Jadi kalian bisa langsung saja menontonnya di Netflix.

Saya akhirnya kesampaian menonton film ini di Netflix. Waktu tayang di bioskop, saya belum sempat nonton keburu turun layar. Sejak menonton Dua Garis Biru, saya memang jadi pemburu film-film Gina S. Noer. Namun sebagaimana "dosa" Beliau di film Ali dan Ratu-Ratu Queen, di film terbarunya ini pun ada "dosa" yang kembali ia lakukan. 
Sejak dari judul, sependek penangkapan saya, kita tahu ini cerita keluarga tentang tiga generasi. Raja (Angga Yunanda) sebagai anak bungsu—saya merasa relate dengan hidupnya—memikul tanggung jawab yang sedemikian besar, sementara kedua kakak perempuannya datang ke rumah orang tuanya ketika ada masalah saja. 
Dewa (Slamet Rahardjo Djarot), ayah Raja, dan Linda (Ira Wibowo), ibu Asia (Putri Marino) mulai menyatukan hati hanya karena pertemuan tak sengaja di rumah sakit, mereka orang tua tunggal masing-masing yang membutuhkan kehangatan lagi setelah ditinggal pasangannya. 
"Dosa" Gina dalam film ini tercecar seperti di film Ali. Banyak sekali premis atau sisipan cerita yang alih-alih diselesaikan, tetapi malah ditinggal "menggantung" begitu saja. Semisal pertemuan singkat orang tua mereka, penipuan narkoba (yang nggak penting), belum selesai langsung masuk ke curhatan Suri (Widi Mulia) yang bangkrut, kematian Diana (Asri Welas) dan banyak lagi.

Sehingga, banyak scene yang nyaris bikin haru tetapi terpotong karena "dosa" yang tercecar itu, walhasil mengganggu emosi saya sebagai penonton. Selebihnya, saya suka banget dengan akting Slamet Rahardjo dan Putri Marino yang tidak terlihat akting, begitu natural dan masuk ke karakter yang diperankan. Putri Marino rasanya cocok dipasangkan dengan pria usia berapa pun! Sementara di beberapa scene, emosi Angga tampak kurang stabil dan kadang lepas-lepas dari tubuh Raja—ini komentar sotoy saya saja, ya, no hard feeling.
Saya dibuat tersentuh saat mengetahui Dewa mengalami demensia dari penyakit Alzheimer yang dideritanya. Saya tak kuasa membayangkan, dan semoga tidak, melihat orang tua sendiri mengalami hal itu, Gina berhasil menyadarkan saya sebagai seorang anak. Selain itu, saya juga suka detail-detail kecil yang muncul dalam frame baik itu berupa simbol atau benda yang menguatkan karakter. Saya malah membayangkan nenek Raja jadi kunci dari benang kusut di film ini, sayangnya tidak. 


Post a Comment

أحدث أقدم